Kamis, 13 Juni 2013

DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN



Latar Belakang
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selainmakanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah).Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupanmanusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman.Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujansalju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti s
erangga, bahan kimiaberbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif.Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Banyak kalangan remaja yang lebih memilih menggunakan celana ketat dari pada celana yang lebih longgar, hal ini disebabkan karena penggunaannya yang sangat praktis, cocok untuk berbagai macam atasan.
Apa dampak pakaian ketat bagi kesehatan?, bagaimana cara pencegahan atau mengurangi penggunaan pakaian ketat ?. Kiranya dapat mencegah atau mengurangi penggunaan pakain ketat, dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk pakaian ketat bagi kesehatan dan cara mencegahnya.

Dampak Pakaian Ketat Bagi Kesehetan Manusia
1. Paresthesia
Celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakitparesthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland, berarti perasaan sakit atau abnormalseperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Gangguan saraf ringan itu terjadi karena mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.
Paresthesia dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.
2. Ancaman Jamur
Pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi menimbulkan tiga macam gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.
Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke Klinik Kulit dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.Usia mereka berkisar 15 – 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan berbusana, tetapi kecenderungan meningkatn
s seperti Indonesia, pakaian ketat atau terlalu tebal memang harusdihindari. Kulit menjadi kekya jamur sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai.
Idealnya, di negara tropis urangan ruang untuk “bernapas”, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, sertajamur kandida yang basah dan gatal.
3. Berbekas Hitam
Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjaditrade marksang dermatitis hanyamuncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal: perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu ketat menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga dapat memicu luka.
Celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha.Awalnya mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono”. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.
Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu.Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak.
Biduran bisa muncul di bagian tubuh mana pun.Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.
4. Kanker Ganas Melanoma
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.
Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandungultraviolet dalam waktu yang panjang di sekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini.Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama. Obat-obatan belum bisa mengobatikanker
ganas ini.
5. Kemandulan
Pakaian ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi rahim (Al-Istanbuli, 2006).  
Darah terganggu, menyebabkan varises dan gangguan yang di akibatkan jenis pakaian ketat dalam jangka waktu yang lama adalah membuat bentuk tubuh menjadi buruk dan merusak tulang punggung. Pakain ketat dan transparan tenyata sangat berbahaya menurut majalah kedokteran di Inggris, pakaian ketat yang di kenakan dalam waktu panjang dapat menyebabkan Kanker Milanoma. Menurut penelitian ilmiah pakaian ketat yang dikenakan oleh wanita di terik matahari dalam waktu yang panjang, setelah beberapa tahun menyebabkan Kanker ganas milanoma pada usia dini .dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas tersebut.
Kanker Melanoma adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, dan kanker ini biasanya di mulai dengan tanda hitam pada kulit, atau tahi lalat. Tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen abnormal (melanosit ) yang muncul pada kulit
Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Gejala dari kanker ini adalah munculnya bulatan berwarna hitam agak lebar dan terkadang berupa bulatan kecil saja, pada daerah kaki atau betis, atau bisa disekitar mata kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penyebaran bulatan ini disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), menyerang darah, dan menetap di hati dan merusaknya.
Dalam beberapa kasus kanker milanoma juga menyerang tulang, bagian dalam dada dan perut. Kanker ini juga menyerang ginjal, Jika ginjal sudah rusak air kencing akan berwarna hitam.  Janin juga tidak luput dari serangan kanker milanoma ini.Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, karena belum di temukan obat yang benar benar mampu menyembuhkan kanker ganas ini.
6. Mengganggu mobilitas usus
Penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengganggu mobilitas dari usus. Hal inilah yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau sakit pada perut setelah dua atau tiga jam setelah makan. Namun terkadang masyarakat tidak menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan celana yang ketat.
7. Memicu pembekuan pembulu darah
Penggunaan pakaian ketat juga akan mengganggu gerakan tubuh yang dapat  memicu timbulnya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, membuat aliran terganggu.
8. Mengganggu kesuburan wanita dan gangguan jamur di sekitar organ
Endometriosis (suatu gangguan yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita) diduga karena disebabkan kebiasaan seseorang yang selalu memakai pakaian ketat selama bertahun-tahun. Menggunakan pakaian ketat akan memicu sel-sel endometrium (selaput lendir rahim) untuk melarikan diri dari rongga rahim lalu berdiam di indung telur, sehingga kesehatan menjadi terganggu.
Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan gangguan jamur di sekitar organ intim wanita. Bila sudah menimbulkan jamur, maka dapat dipastikan seorang wanita akan mengalami berbagai gangguan.
Perlu diketahui bahwa jamur itu sangat suka suasana lembab. ia akan tumbuh subur. Jika menggunakan celana ketat jeans maka daerah lipatanya akan menjadi lembab apalagi jika dipakai seharian itulah salah satu yang menjadi munculnya keputihan
9. Memperburuk kualitas sperma dan menyebabkan kemandulan
Berdasarkan penelitian bahwa penggunaan pakaian ketat menyebabkan penurunan kualitas sperma yaitu  jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter kini turun drastis hingga ke angka 20 juta per mililiter. Setelah dilakukan penelitian mendalam ternyata masalahnya masih terjadi pada skrotum lapisan yang melindungi penis. Suhu yang tidak normal padaskrotum karena sering ditekan oleh celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar disekitar penis tentu akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma.
Kurang lebih sama saja dengan wanita, penggunaan celana ketat bisa menimbulkan ‘kekurangan udara’ terutama kepadaorgan vital.Umumnya suhu udara yang kondusif untuk organ vital normalnya sampai 36,5 derajat celcius, namun saat memakai celana ketat, suhu udarapun naik menjadi 37 derajat celcius. Kondisi yang panas ini sangat berbahaya buat sperma. Sebuah penelitian membuktikannya dengan mengambil sampel pria yang suka mengenakan celana ketat. Jumlah sperma yang diproduksi biasanya 60 juta permilimiter, dengan menggunakan celana ketat jumlah spermaturun drastis sepertiganya, yakni 20 juta permililiter.
Mengapa hal ini bisa terjadi?Ternyata masalahnya terletak pada skrotum. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma loh sobat kenapa? karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar Organ vital. Ini akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma, dan bila diteruskan akan menjadi gatal dan akan menjalar ke bagianbuah zakar.
Ujung-ujungnya pun akhirnya terletak pada kesuburan kalian, walaupun secara genetik kamu termasuk keturunan yang subur, tetapi dengan kebiasaan penggunaan celana jeans ketat bisa menurunkan kualitas kesuburan!
10. Menyebabkan pingsan 
Mungkin terdengar ekstrim tapi hal ini sering dialami oleh beberapa wanita. Meski korset sudah tidak popular lagi, pakaian sejenis itu dapat mengurangi pemakainya mengembangkan paru-parunya dan hal ini akan mengakibatkan nafas terasa berat. Selain itu, akan memperkecil oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Kategori pakaian seperti ini termasuk pakaian dalam pernikahan, bustier, dan spandek
11. Menaikkan asam lambung 
Terlalu ketat juga akan menyebabkan naiknya cairan asam lambung karena tekanan yang terlalu besar pada perut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan di daerah abdominal yang akan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan
12. Pakaian Ketat menurut Agama (Islam)
Memakai pakaian yang ketat dan sesak tidak dianjurkan (makruh) baik dari sudut pandang syari’ah maupun dari sudut pandang kesehatan. Ada sebagian jenis baju ketat membuat orang yang mengenakannya sulit melakukan sujud. Jika baju seperti ini menyebabkan si pemakai sukar mengerjakan shalat atau bahkan menyebabkan dia meninggalkan shalat, maka jelas hukum memakai baju seperti ini adalah haram.
Asy-Syaikh al Albaniy berkata bahwa celana ketat itu mendatangkan dua macam musibahMusibah pertama, bahwa orang yang memakainya menyerupai orang-orang kafir. Sedangkan Kaum Muslim memang memakai celana, akan tetapi model celana yang lebar dan longgar. Model seperti ini masih banyak dipakai di daerah Suriah dan Libanon. Ummat Islam baru mengenal celana ketat setelah mereka dijajah bangsa eropa. Pengaruh buruk itulah yang diwariskan oleh kaum penjajah kepada ummat Islam. Akan tetapi karena kebodohan dan ketololan ummat Islam sendiri,  Mereka mengambil tradisi buruk tersebut.
Musibah kedua, celana ketat menyebabkan bentuk aurat terlihat dengan jelas.Memang benar bahwa aurat pria adalah anggota badan antara pusar dan lutut. Namun seorang hamba yang sedang melakukan shalat dituntut untuk berbuat lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat (dalam masalah busana ini, lihat Al Qur’an Surah 7:31). Tidak pantas dia melakukan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika sedang sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Ketika dia mengenakan celana ketat, maka kedua pantatnya akan terbentuk dengan jelas. Bahkan lebih dari itu, bagian tubuh yang membelah keduanya juga terlihat nyata !
Bagaimana seorang hamba melakukan shalat dan menghadapRabb Semesta Alam dalam keadaan seperti ini ?! Yang lebih aneh lagi adalah mayoritas pemuda Muslim biasanya menentang keras apabila kaum wanita Muslimah memakai baju ketat. Alasan mereka bahwa baju ketat yang dipakai wanita bisa menunjukkan bentuk tubuhnya secara jelas. Akan tetapi pemuda ini lupa akan dirinya sendiri. Dia tidak sadar bahwa dia telah mengerjakan suatu hal yang dia sendiri membencinya.
Jika demikian, tidak ada bedanya antara wanita yang memakai baju ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dengan pria yang memakai celana ketat (jeans dan semacamnya-pen-) sehingga terlihat bentuk kedua pantatnya. Ketika pantat pria dan wanita dianggap sebagai aurat, maka hal menggunakan baju ketat bagi mereka itu sama saja hukumnya, yakni dilarang. Sebenarnya para pemuda wajib menyadari musibah yang telah melanda mayoritas mereka.
Rasulullah SAW telah melarang kaum pria shalat dengan memakai celana tanpa gamis (kemeja). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan al Hakim. Sanad hadits ini sendiri berkualitas hasan. Lihat Shahiih al Jaami’ al Shaghiir nomor 6830 dan juga diriwayatkan oleh al Thahawiy dalam Syarh Ma’aaniy al Atsaar (I/382).
Adapun jika model celana yang dikenakan ketika shalat tidak ketat dan berukuran longgar, maka sah shalat yang dikerjakan. Yang lebih baik adalah dirangkap dengan gamis yang bisa menutup anggota tubuh antara pusar dan lutut. Akan tetapi lebih baik lagi apabila panjang gamis itu sampai setengah betis atau sampai mata kaki (asalkan tidak sampai menutupi mata kaki –pen). Hal seperti ini adalah cara menutup aurat yang paling sempurna (mungkin pakaian seperti ini di daerah kita agak sukar didapatkan di pasaran, namun cukup banyak sarung yang bisa menggantikan fungsinya –pen-). (Al Fataawaa I/69, tulisan Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz).
Dengan latar belakang inilah Komite Tetap Pembahasan Masalah ‘Ilmiyyah dan fatwa Saudi Arabia (semacam MUI di Indonesia -pen-) menjawab pertanyaan mengenai hukum Islam tentang shalat memakai celana. Jawaban yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Jika pakaian tersebut tidak menyebabkan aurat terbentuk dengan jelas, karena modelnya longgar dan tidak bersifat transparan sehingga anggota aurat tidak bisa dilihat dari arah belakang, maka boleh dipakai ketika shalat. Namun apabila busana itu terbuat dari bahan yang tipis sehingga memungkinkan aurat yang memakai dilihat dari belakang, maka shalat yang dikerjakan batal hukumnya. Jika sifat busana yang dipakai hanya mempertajam atau memperjelas bentuk aurat saja, maka makruh mengenakan busana tersebut ketika shalat. Terkecuali jika tidak ada busana lain yang dapat dikenakan.
13.    Cara Mengurangi Atau Mencegah Seorang Memakai Pakaian Ketat yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Setiap manusia tentunya ketika mengetahui akibat dari penggunaan pakaian ketat akan mulai sadar dan mengurangi pemakaian pakaiaan ketat. Selain itu, mengurangi produksi pakaiaan ketat juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat.
Pemahaman sejak dini dari orang tua sangat berperan dalam memberikan pendidikan dalam berpakaian sehingga sejak kecil anak dapat memahami dampaknnya bagi kesehatan.
Petugas kesehatan mempunyai perananan yang penting dalam pencegahan penggunaan pakaian ketat ini dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama masyarakat di perkotaan.
14.  Kesimpulan 
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanandan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Pakaian juga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan pemakainya, sehingga dalam memilih pakaian yang digunakan harus cermat, seperti memilih pakaian yang tidak terlalu ketat bagi tubuh, agamapun melarang.
15.  Saran 
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan masalah-masalah yang sering terjadi sesuai dengan perkembangan zaman  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.

Selasa, 04 Juni 2013

Senin, 06 Mei 2013

Mempersiapkan ayah untuk transisi ke orangtua: Rekomendasi untuk isi pendidikan antenatal

Preparing fathers for the transition to parenthood: Recommendations for the content of antenatal education

    Chris May, RN, RM, Ba, MBA (PhD research student, Facilitator)email address
    ,
    Richard Fletcher, PhD (Senior Lecturer, Team Leader, Fathers and Families Research Team

abstrak

Ayah sekarang menyediakan lebih peduli untuk bayi dan anak-anak daripada yang mereka miliki di masa lalu mereka, dan tubuh besar bukti yang mendukung peran penting bahwa keterlibatan ayah bermain dalam menentukan hasil anak dan keluarga. Ayah juga telah menjadi sumber utama dukungan informal bagi sebagian besar ibu dan sekarang adat bagi para ayah untuk mengikuti pendidikan antenatal dalam peran ini mendukung. Namun, banyak ayah tetap siap untuk transisi pribadi mereka menjadi orang tua dan ini memiliki implikasi penting bagi semua keluarga. Pendidikan antenatal cenderung lebih efektif untuk ayah ketika menangani kebutuhan ayah tetapi sastra tidak jelas tentang apa yang ayah perlu tahu. Makalah ini menyajikan rekomendasi berbasis bukti untuk materi pelajaran inti yang harus diatasi ketika mempersiapkan orang untuk menghadapi tantangan penting ayah baru.

Kata kunci: Bapa, Antenatal, Pendidikan, Ayah

Hubungan antara penggunaan partograf dan kelahiran hasil di Korle-Bu rumah sakit pendidikan

The relationship between the use of the partograph and birth outcomes at Korle-Bu teaching hospital

  • Florence Gans-Lartey, MPhil (Nurse Midwife)
  • ,
  • Beverley A. O'Brien, RN, RM, PhD (Professor)
  • ,
  • Faustina Oware Gyekye, MN (Senior Lecturer)
  • ,
  • Donald Schopflocher, PhD (Associate Professor)
    AbstrakTujuan
    kematian ibu merupakan satu disparitas kesehatan terbesar antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah. Ketimpangan ini terutama dirasakan di negara-negara berpenghasilan rendah di sub Sahara Afrika dan Asia Tenggara di mana 99% dari beban global kematian maternal ditanggung. Tujuan dari MDG 5 adalah untuk mengurangi angka kematian ibu dan memiliki petugas terampil di setiap kelahiran pada tahun 2015. Sebuah keterampilan kritis adalah pemantauan intrapartum berkelanjutan kemajuan persalinan dan ibu / janin kesejahteraan. WHO partograf ini dirancang untuk menilai parameter ini.Desain dan pengaturan
    review retrospektif grafik (n = 1.845) diambil berturut-turut selama 2 bulan di rumah sakit pendidikan tersier di Ghana dilakukan untuk menilai kecukupan penggunaan partograf oleh bidan terlatih dan ketepatan waktu tindakan yang diambil jika garis tindakan yang menyeberang. Pedoman WHO yang diterapkan untuk menilai kecukupan penggunaan partograf dan bagaimana ini mempengaruhi hasil neonatal ibu. Selanjutnya, ketepatan waktu dan jenis tindakan yang diambil jika baris tindakan yang menyeberang dinilai.Temuan
    partograf yang memadai dilengkapi sesuai dengan pedoman WHO hanya 25,6% (472) dari waktu dan beberapa data tampaknya akan dimasukkan secara retrospektif. Penggunaan partograf dikaitkan dengan kehilangan darah kurang ibu dan cedera neonatal. Ketika garis tindakan yang menyeberangi (464), tindakan tepat waktu diambil hanya 48,7% dari waktu dan dikaitkan dengan kurang pengiriman dibantu dan sedikit skor Apgar rendah dan penerimaan NICU.Kesimpulan
    bila digunakan secara memadai dan tepat waktu intervensi yang diambil, partograf adalah alat yang efektif. Kelayakan penggunaan partograf membutuhkan pengawasan lebih, khususnya identifikasi frekuensi minimum untuk pemantauan aman dan variabel kunci serta pemahaman yang lebih baik tentang mengapa petugas yang terampil tidak konsisten 'beli' untuk partograf digunakan. Pekerja garis depan perlu akses ke pendidikan berkelanjutan dan saat ini dan algorhythims ditempatkan secara strategis.
    Kata kunci: partograf, Ghana, hasil maternal dan neonatal

Faktor yang mempengaruhi penggunaan perawatan obstetrik darurat pada wanita hamil dengan perdarahan antenatal

Factors affecting the use of emergency obstetric care among pregnant women with antenatal bleeding

    Zübeyde KoÅŸum, MD (Midwife)
    ,
    Mine Yurdakul, PhD (Assistant Professor)

bstrak
tujuan

untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan layanan perawatan obstetrik darurat di antara perempuan hamil di Turki dengan perdarahan antenatal.
disain

deskriptif, studi cross-sectional.
Mengatur

Mersin Bersalin dan Rumah Sakit Anak, Mersin, Turki.
peserta

125 wanita hamil yang telah dirawat di gawat darurat untuk perdarahan antenatal.
temuan

lanjut usia, tingkat pendidikan yang tinggi, kurangnya asuransi kesehatan, menerima perawatan antenatal, struktur keluarga inti dan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya selama kehamilan ditemukan mempengaruhi penggunaan layanan perawatan obstetrik darurat pada wanita hamil dengan perdarahan antenatal.
kesimpulan penting

keterlambatan dalam mencari perawatan darurat kebidanan pada ibu hamil dengan perdarahan antenatal adalah karena kesulitan yang dihadapi oleh perempuan ketika memutuskan apakah atau tidak untuk mencari pelayanan kesehatan. Akses ke pelayanan kesehatan dan institusi kesehatan sendiri tidak menyebabkan keterlambatan dalam hal penyediaan perawatan obstetrik darurat untuk wanita hamil dengan perdarahan antenatal.
Implikasi untuk praktek

wanita hamil harus diberitahu tentang penyebab perdarahan antenatal, apa yang harus dilakukan dalam kasus perdarahan, dan kebutuhan untuk mencari pelayanan kesehatan sesegera mungkin. Selain itu, bidan harus memberitahu keluarga dan ibu hamil tentang penggunaan pelayanan medis darurat dan prosedur yang relevan.

Kata kunci: darurat kebidanan, model Delay, perdarahan Antenatal

Kami hanya bicara tentang menyusui: Sebuah analisis wacana pesan pemberian makan bayi pada pendidikan berbasis kelompok antenatal

We only talk about breast feeding: A discourse analysis of infant feeding messages in antenatal group-based education

    Fenwick Jennifer, PhD, RM (Professor of Midwifery)email address
    ,
    Burns Elaine, PhD, RM (Lecturer)
    ,
    Sheehan Athena, PhD, RM, RN (Senior Lecturer)
    ,
    Schmied Virginia, PhD, RM (Professor)

AbstrakTujuan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji wacana dominan bahwa bidan menarik untuk menyajikan informasi tentang menyusui di sesi pendidikan antenatal berbasis kelompok.Latar belakang
tingkat inisiasi menyusui yang tinggi di antara wanita Australia Namun, tingkat durasi rendah. Pendidikan menyusui antenatal dianggap sebagai strategi kunci dalam mempromosikan ASI untuk melahirkan anak perempuan. Efikasi dan efektivitas strategi seperti itu samar-samar dan ada sedikit penelitian kualitatif memeriksa antenatal pendidikan menyusui berbasis kelompok.Metode
analisis wacana digunakan untuk mengeksplorasi bahasa dan praktek bidan memfasilitasi sesi pendidikan menyusui antenatal kelompok di dua fasilitas bersalin Australia. Sembilan sesi diamati dan direkam selama 12 bulan. Setiap sesi berlangsung antara 60 dan 140mins.Temuan
analisis mengungkapkan empat mendominasi wacana bidan digunakan untuk mempromosikan pemberian ASI selama sesi pendidikan antenatal berbasis kelompok. Yang dominan wacana 'Hanya ada satu pilihan makanan': menyusui 'dan' Menjual 'payudara terbaik' tercermin bagaimana bidan menggunakan komitmen pribadi dan profesional mereka untuk menyusui, dalam kerangka kebijakan yang mendukung dan pelindung, untuk meyakinkan banyak wanita hamil mungkin berkomitmen untuk menyusui. Sesi diselenggarakan untuk memastikan perempuan dan pasangan mereka yang 'dipersenjatai' dengan informasi sebanyak mungkin tentang nilai ASI, posisi sukses dan lampiran dan strategi praktis untuk menangani masalah menyusui dini. Komitmen Antenatal untuk menyusui dianggap perlu jika perempuan untuk mengatasi rintangan potensial dan mempertahankan komitmen untuk pasokan ASI. Yang terakhir dua wacana, ditarik untuk mempromosikan pesan menyusui, bayi disajikan sebagai 'keras kabel' untuk menyusui dan pasangan pria sebagai 'pelindung' menyusui.Kesimpulan
bidan jelas menunjukkan semangat dan antusiasme untuk pendidikan menyusui. Meneliti wacana dominan digunakan oleh bidan selama sesi antenatal mengungkapkan, bagaimanapun, bahwa bahasa dan praktek mereka sering terbatas pada wanita meyakinkan menyusui daripada terlibat dengan mereka dalam percakapan yang difasilitasi eksplorasi dan penemuan tentang bagaimana menyusui mungkin dialami dalam hubungan ibu-bayi dan konteks sosial dan budaya yang lebih luas. Selain itu, ada bukti bahwa kebijakan menyusui global, di negara-negara kaya sumber daya alam seperti Australia, dapat mempengaruhi bagaimana bidan berbicara tentang menyusui tanpa mereka sepenuhnya menyadari sifat berpotensi koersif dari pesan perempuan menerima.
Kata kunci: ASI, pendidikan antenatal berbasis kelompok, analisis Wacana

Pelajaran dari budaya keselamatan pengukuran: Sebuah studi kasus di Australia

Lessons learned from measuring safety culture: An Australian case study

    Suellen Allen, RM MMid PhD (Post Doctoral Fellow)
    ,
    Mary Chiarella, RN RM PhD LLB DipNEd (Dist), FCN FRCNA (Professor of Nursing)
    ,
    Caroline SE Homer, RM MN MScMed(ClinEpi) PhD (Professor of Midwifery and Director of the Centre for Midwifery, Child and Family Health)email address

AbstrakLatar belakang
efek samping dalam perawatan bersalin relatif umum tetapi sering dihindari. Strategi keselamatan pasien internasional advokat mengukur budaya keselamatan sebagai strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien. Bukti menunjukkan hal itu perlu untuk memahami budaya keselamatan suatu organisasi untuk melakukan peningkatan keselamatan pasien.Tujuan
makalah ini menyajikan studi kasus yang menganalisa budaya keselamatan dalam satu layanan bersalin di Australia dan mempertimbangkan manfaat menggunakan survei dan wawancara untuk memahami budaya keselamatan sebagai pendekatan untuk mengidentifikasi kemungkinan strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien dalam pengaturan ini.Mengatur
Penelitian berlangsung dalam satu layanan bersalin di dua rumah sakit umum di NSW, Australia. Secara bersamaan, kedua rumah sakit yang menjalani restrukturisasi organisasi yang merupakan bagian dari agenda reformasi kesehatan utama. Prioritas reformasi termasuk meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien, dan, menciptakan sistem kesehatan yang lebih efisien dengan mengurangi inefisiensi administrasi dan duplikasi.Disain
studi kasus deskriptif dengan menggunakan tiga pendekatan:• Kuesioner Sikap Keselamatan dan Keamanan survei Skala Iklim diberikan kepada profesional kesehatan bersalin (59/210, tingkat respons 28%) diukur enam domain budaya keselamatan: iklim keselamatan, iklim Teamwork, Kepuasan kerja, Persepsi manajemen, pengakuan Stres dan kondisi kerja.
• Wawancara semi terstruktur (15) dengan kunci bersalin, clinical governance dan stakeholder kebijakan ditambah data survei dan menjelajahi isu-isu kompleks terkait dengan budaya keselamatan.
• Sebuah audit kebijakan dan pemetaan kronologis kebijakan kunci yang mempengaruhi budaya keselamatan diidentifikasi melalui survei dan wawancara dalam layanan bersalin
Temuan
budaya keselamatan diidentifikasi untuk menjamin perbaikan di semua domain budaya keselamatan enam. Ada berkurang infrastruktur dan kapasitas untuk mendukung kegiatan manajemen insiden diperlukan untuk meningkatkan keselamatan, yang dipengaruhi oleh ketidakstabilan dari restrukturisasi organisasi. Ada dirasakan kurangnya kepemimpinan di semua tingkat untuk mendorong keamanan dan kualitas dan meningkatkan budaya keselamatan bukanlah prioritas utama juga bukan dihargai oleh organisasi.Kesimpulan
budaya keselamatan adalah kompleks seperti yang melakukan studi ini. Kami tidak dapat mencapai yang diinginkan 60% tingkat respons menyoroti keterbatasan menggunakan survei budaya keselamatan dalam isolasi sebagai strategi untuk meningkatkan budaya keselamatan. Wawancara kualitatif disediakan wawasan yang lebih besar faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan. Temuan penelitian ini memberikan bukti manfaat termasuk metode kualitatif dengan survei kuantitatif ketika memeriksa budaya keselamatan. Melakukan penelitian dengan cara ini membutuhkan keterlibatan lokal, komitmen dan kapasitas dari lokasi penelitian. Tidak adanya faktor-faktor ini cenderung membatasi kepraktisan pendekatan ini dalam pengaturan klinis.Makna
penggunaan survei budaya keselamatan sebagai satu-satunya metode untuk menilai budaya keselamatan adalah nilai terbatas dalam mengidentifikasi strategi untuk berpotensi meningkatkan budaya keselamatan.
Kata kunci: Keselamatan pasien, Melahirkan, budaya Keselamatan, Keamanan domain